Cari di sarinulis.blogspot.com

Sabtu, 03 Oktober 2015

Senior or My Love ? 01

'pria itu... tidak anak laki-laki itu, aah anak laki-laki? Dia kelihatan lebih dewasa dari anak laki-laki. Sebutan itu tidak cocok untuknya. Oh ya, kakak itu, ya kakak. Kakak kata yang cocok untuk menggambarkan sosoknya, orang itu sepertinya aku telah menggenalnya sebelum ini. Tapi, dimana?...'

Cerita ini bermula beberapa tahun lalu, ketika ospek kampus. Moly bertemu dengan Millo. Diam-diam Moly selalu memperhatikan Millo, mencari tau apapun tentang Millo. Apapun yang berhubungan dengan Millo selalu menarik perhatian Moly, mirip seperti orang yang sedang jatuh cinta. Entah apa namanya itu, mungkin suka, mungkin kagum atau itu kah cinta pada pandangan pertama? Sampai saat ini, dua tahun sudah berlalu Moly masih belum tau apa yang ia rasakan. Ia masih bimbang dengan perasaannya, yang membuatnya semakin bimbang adalah sekarang Millo menghilang entah karena apa semua akun media sosialnya tiba-tiba dinonaktifkan.
Entah ini cinta atau bukan, Moly berharap banyak pada Millo. Sebenarnya Moly pun tak begitu yakin, entah itu harapan atau hanya rasa penasarannya saja. Walaupun itu cinta, ia pun masih bimbang akankah Millo memiliki perasaan yang sama dengannya, atau ini hanya akan menjadi cinta yang bertepuk sebelah tangan. Entah mana yang paling menyakitkan diantara tidak tau apa yang ia rasakan ataukah mengalami cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Seorang senior yang selalu menjadi pusat perhatiannya sejak dua tahun lalu itu, mampu membuatnya bertahan dalam kesendiriannya tanpa pasangan. Itu memang bukan hal aneh jika ia memilih fokus kepada studinya, hanya saja rasa yang entah apa itu mampu membuatnya menolak pernyataan cinta seseorang untuknya. 
Moly gadis yang sangat cerewet, manja, berisik, dan sangat penasaran akan sesuatu, namun ia juga sederhana, periang dan juga pintar. Satu senyum saja dari Millo, mampu membuat wajah Moly merah seperti mawar yang baru saja mekar. Ia begitu bahagia, jika Millo mengirimkan pesan atau berkomentar di salah satu akun sosial milik Moly. Moly bisa saja berteriak, tertawa riang,  dan tiba-tiba bersemangat walau ia sangat sedih dan orang-orang yang berada di sekitarnya mungkin akan bingung jika saja tidak tau apa penyebabnya. Moly akan bercerita kepada teman-temannya dengan sangat riangnya tentang Millo. Begitupun sebaliknya, jika Millo mampu membuat Moly begitu bahagia hanya dengan senyumnya, maka Moly pun bisa sangat sedih jika Millo tiba-tiba cuek, atau tidak membalas pesannya dan menghilang seperti sekarang ini. 
Walaupun komunikasi Moly dan Millo cukup baik di media sosial, tapi di dunia nyata mereka tak seakrab dunia maya. Hanya untuk bertegur sapapun mereka ragu. Setiap bertemu mereka hanya saling melempar senyum, itupun jika sudah terlanjur saling bertatap mata. Jika tidak, maka keduannya akan berpura-pura untuk tidak melihat satu sama lain.
Moly selalu mengatakan kepada dirinya, Millo tidak menyukainya. Millo adalah seorang pria yang tidak tampan namun manis dan enak dilihat, ia cukup pintar, penuh pesona. Buktinya banyak gadis lain yang juga menyukainnya. Dipikiran Moly, mungkin saja Millo menyukai salah satu diantara gadis-gadis itu, atau paling tidak ia pasti menyukai seorang gadis. Mungkin saja. Namun, itu hanya ada dalam benak Moly saja. Ia pun tak berani untuk bertanya, mungkin lebih tepatnya ia tidak berani menerima jawaban "Iya". "Iya, aku menyukai gadis lain" Jawaban ini bisa saja membuat hatinya hancur berkeping-keping. Karena itu, ia lebih memilih diam dan menikmati rasa penasarannya. 
Moly ingat pada suatu hari Millo pernah mengirimkan pesan kepadanya. Millo berkata .........

_to be continued_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar