Cari di sarinulis.blogspot.com

Selasa, 05 Maret 2013

Bintang dan Cahaya Malam


Sesampainya Putri di rumah. Segera ia menganyi pakaian lalu mencuci pakaiannya yang sudah mengeunungn. Sambil mencuci di belakang rumah ia pandangi langit sebentar, terlintas di benaknya tentang sebuah mimpi besarnya. Dia ingin menjadi guru matematika supaya murid-muridnya kelak jujur dalam berdagang. Dia juga ingin menjadi penulis buku motivasi untuk mengubah dunia, menyemangati seluruh manusia untuk berbuat baik. "Aaah besarnya mimpiku ini, hehe,, :p" gumannya . Sambil

meneruskan cuciannya ia juga terus melanjutkan bayangannya tentang mimpi-mimpi besarnya.

"Tapi, mungkinkah semua itu terwujud sementara sekarang saja aku masih sibuk mencuci. Hehehe... oh ya, kata Kak Lisa niat kan semua pekerjaan kita itu dengan niat yang besar. Walaupun cuma mencuci pakaian. Aku berniat dengan mencuci ini pakaian ku bersih sehingga aku bisa menjadi teladan untuk adik-adikku, sehingga aku bisa belajar dengan penuh konsentrasi untuk menjadi manusia yang bermanfaat untuk seluruh manusia." :) senyum-senyum sendiri, akhirnya pekerjaannya selesai sudah terlanjur basah, Putri pun mandi dan bersiap menanti waktu sholat maghrib Dia tilawah.

Ba'da sholat isya, di kamarnya di temani tacpinya dia menuliskan sebuah puisi tentang bintang.

BINTANG
Bintang kecil? Tidak!
Akulah yang melihatmu dari kejauhan..
Kau begitu terang..
Kau temani bulan,,
Kau pelempar setan,,
Kau tak pernah beranjak,
Bumilah yang berputar..
Kau tak pernah menjauh,
Aku lah yang tak mau mendekat..
Bintang, awanlah yang menghalangiku melihatmu..
Bintang terangilah malamku,,
Bintang..

Kriiiing.. HP Putri bunyi (hemmm.. gantilah ringtone tu, pakai upin ipin jag ..betol..betol..betol.. hehe) "uuuh.. siapa si ni ngangu aja?" Gumam Putri sambil mengambil HP nya yang ada di atas meja.

"Hy boleh kenalan ngak?" Dari 089628282828 (rahasia, inikan fiksi cuy, jadi no nyajuga fiksi ya. Afwan jika ada yang memiliki no tersebut)
"Siapa ya?" Balas Putri, Karena Tacpinya batray lemah jadi Dia hentikan menulis puisi. Segera Dia ke dapur untuk makan malam bersama mama, papa, abang, kakak dan 2 adiknya. Selesai makan, Putri ngobrol bersama kakaknya di ruang keluarga. "Put, kamukan udah kelas 2 SMA. Kok kakak belum pernah kamu kenalkan dengan pacar kamu."  Goda kakaknya. Maklum kakaknya ngak ikut liqo' an jadi wajar saja kalau kakaknya sedikit merasa aneh dengan sikap adiknya yang tidak pacaran itu.

"Aah..kakak, emangnya anak SMA harus punya pacar?." Putri balik bertanya.
"Iya donk. Biar gaul. Hehehe.. kamu kuper si.." sambil menarik hidung putri.
"Eeh..kak, ngak usah pakai tarik-tarik hidung kalee.. kakak iri ya lihat hidungku yang mancung kedalam ini. Hehehe.."
"Hehehe... iri?? Aah yang benar saja ,Put."
"Sudah aah, sinetronnya ngak menarik. Lagian kalau Putri lama-lama dekat dengan Kak Tasya bisa jadi hidung tomat nii. Hehehe..." :p Kata Putri sambil beranjak pergi ke kamarnya.
"Hehehe.. terus kakak harus manjat pohon sambil bilang pucuk-pucuk gitu, Put."
"Harus kak, pohon cabe ya kak."
"Hehehe.."

Di kamar, Putri memeriksa Hpnya. Waah..banyak no baru masuk dan semuanya ngajak kenalan tapi semuanya ngak menarik kecuali, no yang tadi.
089628282828 membalas "hay ana Ilyas, kader rohis dari kelas 3 IPA2."
"Hah, anak kelas 3?? " pikirnya kaget. Putri mengingat-ingat yang mana yang namanya ilyas. Maklum la kegiatan akhwat dan ikhwan jarang sekali satu agenda. "Ooh .. aku lupa. Besok aku tanya saja pada Kak Ria mungkin dia kenal." Putri bergumam sendiri. Terserahlah aku kan mau belajar menundukan pandangan. Udah aah aku tidur aja.


Ternyata, Si Manis

Besok harinya di kantin sekolah, sedang asyik makan tiba-tiba ada yang mengejutkan Putri dari belakang. "Haa ye,,". Kak Susi mengejutkan. "Huh.. mengangu saja aku kan sedang menikmati makananku." Gerutu Putri di kepalanya. Sambil tersenyum Putri berkata "aah kakak ni hobinye ngejutkan orang jag."
"Hehe,, bukan dek. Profesi ni." Kata Kak Susi.
"Kamu ini, Sus. Dia kan lagi makan. Jangan suka menjahili orang lain. Kamu mau apa biar aku pesankan sekalian." Kata Kak Ria sambil tersenyum.
"Hemmmm ..bakso + pop ice coklat ya, sekalian bayarkan juga dong. Hehehe..".
"Hemmm kakak ni, udah di pesankan minta bayarin lagi. Parah ni." Kata Dinda teman Putri.
"Hehe.. endak ape Kak Ria tu best friend kakak."
"Hehe.. best friend atau ATM berjalan, kak. Kak, Ipa kan?" Tanya Putri.
"Iya,, emangnya kenapa?" Jawab Kak Susi.
"IPA ape kak?"
"IPA3, kenapa si,, hemm pasti ada yang kamu cari ya,Put? Siapa?."
"Waaah.. kali ini abang kelas ya,put?." Sambung Dinda.
"Aah.. tidak ada, apaan si kamu,Din. Aku hanya ingin tahu saja kok. Sudah yuk kita ke kekelas sebentar lagi masuk ni." Kata Putri sambil tersenyum menarik Dinda keluar kantin.
"Daaah Kak,"
"Assalamu'alaikum." Kata Kak Ria tersenyum.
"Wa'alaikumsalam." Kami menjawab.
***
Saat berjalan menuju kelas, tiba-tiba hp Putri bergetar. Ada sms.
"Assalamu'alaikum, semangat pagi,ukh." Sms dari Kak Ilyas.
"Hah?" Putri bingung, tapi Dia balas juga sms dari Kak Ilyas itu. "Wa'alaikumsalam, kak." Balas Putri. Tak lama kembali hp Putri bergetar.
"Dari kantin ya,ukh." Sms dari kak Ilyas.
"Iya." Jawab Putri singkat.
"Siapa si,Put??" Tanya Dinda penasara.
"Aah..bukan siapa-siapa." Jawab Putri.
***
Saat dzuhur, hp putri bergetar ternyata Kak Ilyas lagi. "Sholat."
"Hah?? Singkatnye, aku juga tahu." Pikir Putri saat membaca pesan singkat itu. "Din, sholat yuk!." Putri mengajak Dinda sholat.
"Yok laa."
***
Di mushola selesai sholat. Putri melihat Kak Ria sedang duduk sendirian membaca buku.  "Aah sebaiknyaku tanya sekarang." Gumamnya dalam hati. "Assalamu'alaikum, kak." Salamku pada Kak Ria. Sambil tersenyum Kak Ria menjawab "wa'alaikumsalam.. eeh Putri, sendiri aja."
"Ngak kak, sama dinda. Dindanya lagi sholat."
"Ooh.. antri wudhu ya hingga telat sholatnya?."
"Hehehe...iya kak, oh ya kak. Kakak punye teman di IPA2 ngak?"
"Hehe,, kakak kan di IPA2, sayang."
"Ooh..ku pikir kakak di IPA3, satu kelas dengan kak Susi."
"Tidak, kak susi itu teman kakak sejak SMP. Oh ya emangnya ada apa dengan IPA2,put?"
"Hemmm.. kak, kak ilyas itu yang mana si?"
"Emangnya kenapa dengan ilyas?."
"Dia ada sms kite ni."
"Hemmm,, coba lihat ikhwan yang sedang duduk bersandar di sana."
Sambil melihat Putri bertanya. "Kak, ramai sekali ikhwan di sana, yang mana?"
"Itu yang pegang Buku warna biru yang kulitnya putih punya lesung pipit di pipi kirinya"
"Ooh yang itu."
"Hati-hati ya dek, jangan berkhalwat. Udah bel ni,kakak ke kelas duluan ye. Assalamu'alikum." Setelah bersalaman ala liqo' kak Ria beranjak menuju kelas.
Putri, sambil curi-curi pandang dengan kak ilyas pura-pura membaca buku. Hpnya gembali bergetar. "Baca buku apa, ukh?" Sms dari Kak Ilyas.
"Bidadari-bidadari surga, kak." Jawab Putri sambil menahan senyum.
"Ayo,, sms dari siapa si kok sampai senyum-senyum gitu." Dinda mengejutkan.
"Ah, anak tetangga sebelah bah, yuk  ke kelas udah bel. Pelajaran Bu Rini ni."
"Oh iya, ibu ontime yee.. yok cepat."

VMJ Mulai Masuk

Malam hari. "Dek, entar malam tahajud, yok." Kak Ilyas sms.
"Hemmm... tumben ni ada yang ngajak tahajud. Niatnya kan baik, huh.. berprasangka baik aja lah." Pikir Putri. "Yok lah." Balas Putri.
"Bdw, lg ape ni?"
"Lagi baca buku jag ni."
"Buku ape?"
"Buku kimia, susah pelajarannye."
"Ooh.. mau ana ajarkan."
"Aah.. tidak ush nnti merepotkan."
"Tidak kok, bagaimana amal yauminya."
"Ya, begitulah."
"Begitulah bagimana."
"Lagi future ni minggu ini."
"Kok bisa?"
"Lagi sibuk, banyak tugas jadi kadang lupa."
"Ooh.. entar ana bantu ingatka ya."
"Thanks"
"Afwan :)"
":)"
"Udah malam ni, bobo ya,, ngak baik lho akhwat tidurnya larut malam."
"Iya,kak."
"Wassalamu'alaikum.. afwan kalau ada salah. Mimpi indah ya :) jangan lupa baca do'a + wudhu."
"Iya.:)"

***
Jam 2 subuh, ada nada panggilan. Putripun terbangun. Sambil mengosok mata dia menjawab telpon. "Assalamu'alaikum. Ada apa?"
"Wa'alaikumsalam. Tahajud yok dek."
"Ooh kak ilyas, iya kak ni juga udh bangun."
"Udah cuci muka??."
"Belom. Makasih ya kak udah bangunkan kite."
"Iya, afwan.. udah dulu ya.. assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam." Meletakan hp lalu keluar kamar menuju kamar mandi sambil mengosok gigi Putri terbayang wajah manis kak ilyas. "Huuuuh.. manisnya, soleh, baik lagi.. kelas 3 IPA2 sepertinya lumayan pintar." Pikirnya.

***
Beberapa hari kemudian hal-hal serupa sering terjadi. Kak Ilyas selalu mengingatkannya tentang tilawah, sholat, al ma'surat dll. Amal Yauminya meningkat lagi. Minggu pertama, smsannya soal amal yaumi. Minggu kedua, smsannya tentang pelajaran. Katanya si niatnya ngajarin Putri pelajaran kimia dan silaturahmi tapi, datangnya saat di rumah Putri ngak ada orang. Minggu ketiga, smsanya mulai deh ada gurauan gombal-gombalan. Minghu keempat, suatu malam seperti biasa Kak Ilyas sms. "Assalamu'alaikum,, lg apa?.". Tanpa ragu Putri membalas."wa'alaikumsalam. Lagi belajar kimia susah,kak. Boleh minta tolong  ngak,kak."
"Untuk Putri tersayang apa si yang ngak kakak lakuin. Just kidding.". Ya, awalnya bercanda lama-lama, Putri mulai gelisah jika Kak Ilyas ngak ada sms. Putri pura-pura send all lah agar Kak Ilyas sms. Malah akhir-akhir ini jadi sering jalan bareng. Alasannya pergi kajian ini itu.

No..no.. stop!!

Tiba-tiba Kak Ria sms. :
("Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah sesuatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Qs. Al Israa' [17]:32)
Nah, sahabat mendekati zina saja tidak boleh apa lagi melakukan zina. Perlu kita ketahui hati juga bisa berzina. Kapan?? Saat hati ini memikirkan si dia yang belum halal untuk kita. Begitu pun tangan, mata dan seluruh anggota badan ini bisa berzina. Saat dia menyentuh yang haram untuk dia sentuh. Saat dia melihat yang haram untuk dia lihat. Lalu bagaimana mendekati zina itu, ya berkhalwat,berpacaran. bukan untuk keadaan yang darurat. Eets.. smsan termasuk berkhalwat lho. Sahabat, api neraka itu sangat panas. Ayooo.. lindungi diri ini dari api neraka. Mari peduli pada diri sendiri.")

Sms dari Kak Ria ini mungkin hanya s.a tapi, sms ini benar-benar membuat Putri terkejut. Dia sadar perbuatannya salah. Lalu semenjak itu dia berusaha untuk tidak membalas sms dari Kak Ilyas. Melihat sikap Putri yang berubah Ilyas heran lalu bertanya melalui pesan singkat. "Assalamu'alaikum. Kenapa Put sikap Putri berubah. Kakak ade buat salah ke same Putri? :("
Ingin sekali ia membalas, Putri sedih membaca sms itu. Tapi, Putri mencoba bertaha sulit ya. Segera dia ambil tacpi lalu menuliskan perasaannya.

No..no.. stop!
Sejak awal Kak Ria udah ingatkan jangan berkhalwat. Tapi, gue nya bandel sii jadinya VMJ masuk dan menyebarkan penyakit hati yang kini kurasakan. Ya, harusnya sejak awal sudah kukatakan no..no.. sekarang tak ada guna penyesalan ini, kecuali jika aku berubah sekarang waktunya aku mengatakan stop.

Ya, kali ini Putri menulis sangat singkat. Di lihat hpnya banyak sms dari Kak Ilyas. "Hemmmm..bagaimana ini, jujur saja Putri sedih melihat Kak  Ilyas seperti ini. Putri ingin menghibur tapi putri tidak mau terjebak oleh VMJ lagi." Putri bingung. Akhirnya dia buka lagi inbox nya ternyata sms dari Kak Ria masih ada. Tanpa buang-buang waktu langsung dia forwad sms itu ke Kak Ilyas.
Tak lama ada balasan dari Kak Ilyas. "Astaqfirullahaladzim. Syukhron". Membaca sms itu Putri tenang, dia tahu kini Kak Ilyas pasti mengerti mengapa dia berubah. Setelah itu segera Putri berwudhu untuk sholat taubat. Selesai sholat dia melanjutkan tulisannya yang tadi dengan judul baru.

Hanya manusia
Ya, ikhwan pun juga seorang manusia. Ya, ikhwan pun bisa berbuat dosa dan khilaf. Begitu pun akhwat. Mereka bukanlah malaikat yang bebas dari dosa. Merekapun bisa jatuh, bisa sakit bisa lupa. Karena itu, kita di tugaskan untuk saling mengingatkan. Karena itu, kita di ciptakan bersaudra. Naluri tak bisa hidup sendiri. Kita butuh teman, sahabat untuk mengingatkan kita ketika kita khilaf, untuk membantu kita bangun ketika terjatuh, untuk membangunkan kita ketika kita terbuai mimpi buruk. Syukhron Kak Ria .. ngantuk tidur aah..bye tacpi. :*

***


Waah.. lobang yang sama..

"Hemmm..Alhamdulillah, masalah degan Kak Ilyas udah beres." Pikir Putri sambil lari pagi bersama kakak dan adik perempuannya.
"Eeh ..Put, apa kamu punya pacar?" Tanya Kak Fitri
"Eem..Kenapa Kak?"
"Ngak, kakak cuma pengen tahu aja. Adik kakak yang satu ini sudah remaja rupanya." Kata Kak Fitri sambil tersenyum seperti orang dewasa aja.
"Hehehe... Kakak, berkata seperti itu seperti umur kakak 20 tahun lebih tua dariku. Padahal kakak kan cuma 2 tahun lebih tua. Oh ya, kakak udah semester 4 kan? Udah ada niat tuk pakai hijab kak?"
"Hijab itu apa,kak?" Tanya Tari adik bungsu Putri yang baru berumur 6 tahun.
"Ini loh,Tar." Kata Kak Fitri sambil menunjuk Jilbabku.
"Ooh.."
"Hemmmm.. entahlah Put. Entar-entar aja lah."
"Hehehe.. iya, Putri do'a kan itu segera terjadi ya kak."
"Aamiin.."
"Lalu, siapa pacarmu?"
"Hah? Kakak, Putri tidak punya pacar."
"Kenapa? Kamukan sudah remaja. Hidup cuma sekali masa remaja ngak bisa balik lagi loh,Put."
"Hehehe... iya kakak benar, justru karena itu Putri ngak mau buang-buang waktu dengan yang namanya Pacaran,kak. Lagian pacaran itukan mainan orang dewasa yang sudah menikah."
"Hah? Hehehe.. waah makin bijak saja kamu,dek."
"Hehehe biasa aja kak."
"Ya, kamu benar, dek. Ooh ya, kakak mau tanya?."
"Tanya apa?"
"Eeh..ngak jadi deh."
"Kakak pacaran kan?"
"Eeem.. iya,"
"Udah berapa kali kak?"
"Ini yang pertama."
"Oooh... masih dengan bg Yudi, kak?"
Hanya tersenyum.
"Waaah.. lama juga ya .. sudah 2 tahun kan,kak?"
"Eem."
Berlari, terdiam cukup lama.
"Kak,?"
"Iya."
"Ada masalah?"
"Ee.. hemmm tidak."
"Ouh.. kalau kakak mau curhat Putri siap kok dengerin."
"Ok."
Akhirnya sampai juga di rumah. "Kakak siapkan sarapan dulu."
"Iya, kak,, Putri yang siram tanaman hari ini. Tari mandi duluan ya."
"Ok kak."
***

Malam hari, saat Putri sedang asyik menulis di kamarnya. Tiba-tiba Kak Fitri masuk.
"Hy,, lagi ngapain?"
"Hemmm.. lagi nulis,kak."
Kak Fitri tidak menjawab, tanpa menoleh ke Kak Fitri, Putri melanjutkan tulisannya. Cukup lama mereka terdiam, saat suasana semakin diam. Tiba-tiba Kak Fitri menangis, Putri yang kaget segera menoleh ke Kak Fitri. Dengan bingung Putri bertanya. "Ada apa, Kak?. Kenapa Kakak menangis?."
Kak Fitri tidak menjawab malah semakin menangis. Putri bertambah bingung. "Kak, Putri bukan peramal lho. Putri ngak tau kalau kakak ngak cerita. Ayoo lah kak, jangan buat Putri bingung."
"Kakak.."
"Kakak kenapa?" Kebingungan Putri bertambah.
"Kakak putus." Sambil menangis
"Hah? Maksudnya, Putri tidak mengerti kak?"
"Kakak putus dengan bg Yudi." Tangis yang mulai reda.
"O" jawab Putri dengan wajah yang datar. Seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Bingungnya yang amat besar tadi seakan-akan tak pernah terjadi. Setelah mendengar jawaban dari kakaknya, Putri kembali ke meja belajarnya dan melanjutkan tulisannya.
"Lho..Put, kamu kok ngak peduli gitu si?" Dengan wajah yang cemberut tanpa tangisan.
"Hemmm.. Putri kesal sama kakak."
"Kenapa?"
"Karena, kakak itu orangnya sibuk banget. Jarang banget masuk kamar Putri. Malam ini saat mama, papa, dan adek-adek pergi kakak masuk lalu nangis. Itu buat putri bingung kak bahkan putri sangat bingun. Eeh..ngak taunya cuma putus. Huh." Jelas Putri tanpa menoleh ke kakaknya.
"Kamu ngak ngerti perasaan kakak. Percuma, ya udah kakak keluar aja." Sambil berjalan keluar kamar.
Mendengar jawaban kakaknya. "Hah? Tumben biasanya kakak tidak pernah mau mengalah seperti itu. Mungkin kakak benar-benar sedih. Huh..sebaiknya aku minta maaf dan dengarkan curhatannya." Pikir Putri.
Putri pergi ke dapur di ambilnya susu coklat dan roti isi coklat. "Coklat dapat mengurangi kesetresan." Guman Putri. Dengan membawa susu dan roti Putri mengetuk pintu kamar Kakaknya. Tok..tok..tok..
"Kak, Putri masuk ya?."
Tak ada jawaban. Putri mendorong pintu pelan-pelan. Tak dikunci. Putri pun masuk, sambil meletakan susu dan roti di meja Putri berkata. "Maafin Putri ya kak."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar