Sesampainya
Putri di rumah. Segera ia menganyi pakaian lalu mencuci pakaiannya yang sudah
mengeunungn. Sambil mencuci di belakang rumah ia pandangi langit sebentar,
terlintas di benaknya tentang sebuah mimpi besarnya. Dia ingin menjadi guru
matematika supaya murid-muridnya kelak jujur dalam berdagang. Dia juga ingin
menjadi penulis buku motivasi untuk mengubah dunia, menyemangati seluruh
manusia untuk berbuat baik. "Aaah besarnya mimpiku ini, hehe,, :p"
gumannya . Sambil
"Tapi,
mungkinkah semua itu terwujud sementara sekarang saja aku masih sibuk mencuci.
Hehehe... oh ya, kata Kak Lisa niat kan semua pekerjaan kita itu dengan niat
yang besar. Walaupun cuma mencuci pakaian. Aku berniat dengan mencuci ini
pakaian ku bersih sehingga aku bisa menjadi teladan untuk adik-adikku, sehingga
aku bisa belajar dengan penuh konsentrasi untuk menjadi manusia yang bermanfaat
untuk seluruh manusia." :) senyum-senyum sendiri, akhirnya pekerjaannya
selesai sudah terlanjur basah, Putri pun mandi dan bersiap menanti waktu sholat
maghrib Dia tilawah.
Ba'da
sholat isya, di kamarnya di temani tacpinya dia menuliskan sebuah puisi tentang
bintang.
BINTANG
Bintang
kecil? Tidak!
Akulah
yang melihatmu dari kejauhan..
Kau
begitu terang..
Kau
temani bulan,,
Kau
pelempar setan,,
Kau
tak pernah beranjak,
Bumilah
yang berputar..
Kau
tak pernah menjauh,
Aku
lah yang tak mau mendekat..
Bintang,
awanlah yang menghalangiku melihatmu..
Bintang
terangilah malamku,,
Bintang..
Kriiiing..
HP Putri bunyi (hemmm.. gantilah ringtone tu, pakai upin ipin jag
..betol..betol..betol.. hehe) "uuuh.. siapa si ni ngangu aja?" Gumam
Putri sambil mengambil HP nya yang ada di atas meja.
"Hy
boleh kenalan ngak?" Dari 089628282828 (rahasia, inikan fiksi cuy, jadi no
nyajuga fiksi ya. Afwan jika ada yang memiliki no tersebut)
"Siapa
ya?" Balas Putri, Karena Tacpinya batray lemah jadi Dia hentikan menulis
puisi. Segera Dia ke dapur untuk makan malam bersama mama, papa, abang, kakak
dan 2 adiknya. Selesai makan, Putri ngobrol bersama kakaknya di ruang keluarga.
"Put, kamukan udah kelas 2 SMA. Kok kakak belum pernah kamu kenalkan
dengan pacar kamu." Goda kakaknya.
Maklum kakaknya ngak ikut liqo' an jadi wajar saja kalau kakaknya sedikit
merasa aneh dengan sikap adiknya yang tidak pacaran itu.
"Aah..kakak,
emangnya anak SMA harus punya pacar?." Putri balik bertanya.
"Iya
donk. Biar gaul. Hehehe.. kamu kuper si.." sambil menarik hidung putri.
"Eeh..kak,
ngak usah pakai tarik-tarik hidung kalee.. kakak iri ya lihat hidungku yang
mancung kedalam ini. Hehehe.."
"Hehehe...
iri?? Aah yang benar saja ,Put."
"Sudah
aah, sinetronnya ngak menarik. Lagian kalau Putri lama-lama dekat dengan Kak
Tasya bisa jadi hidung tomat nii. Hehehe..." :p Kata Putri sambil beranjak
pergi ke kamarnya.
"Hehehe..
terus kakak harus manjat pohon sambil bilang pucuk-pucuk gitu, Put."
"Harus
kak, pohon cabe ya kak."
"Hehehe.."
Di
kamar, Putri memeriksa Hpnya. Waah..banyak no baru masuk dan semuanya ngajak
kenalan tapi semuanya ngak menarik kecuali, no yang tadi.
089628282828
membalas "hay ana Ilyas, kader rohis dari kelas 3 IPA2."
"Hah,
anak kelas 3?? " pikirnya kaget. Putri mengingat-ingat yang mana yang
namanya ilyas. Maklum la kegiatan akhwat dan ikhwan jarang sekali satu agenda.
"Ooh .. aku lupa. Besok aku tanya saja pada Kak Ria mungkin dia
kenal." Putri bergumam sendiri. Terserahlah aku kan mau belajar menundukan
pandangan. Udah aah aku tidur aja.
Ternyata,
Si Manis
Besok
harinya di kantin sekolah, sedang asyik makan tiba-tiba ada yang mengejutkan
Putri dari belakang. "Haa ye,,". Kak Susi mengejutkan. "Huh..
mengangu saja aku kan sedang menikmati makananku." Gerutu Putri di
kepalanya. Sambil tersenyum Putri berkata "aah kakak ni hobinye ngejutkan
orang jag."
"Hehe,,
bukan dek. Profesi ni." Kata Kak Susi.
"Kamu
ini, Sus. Dia kan lagi makan. Jangan suka menjahili orang lain. Kamu mau apa
biar aku pesankan sekalian." Kata Kak Ria sambil tersenyum.
"Hemmmm
..bakso + pop ice coklat ya, sekalian bayarkan juga dong. Hehehe..".
"Hemmm
kakak ni, udah di pesankan minta bayarin lagi. Parah ni." Kata Dinda teman
Putri.
"Hehe..
endak ape Kak Ria tu best friend kakak."
"Hehe..
best friend atau ATM berjalan, kak. Kak, Ipa kan?" Tanya Putri.
"Iya,,
emangnya kenapa?" Jawab Kak Susi.
"IPA
ape kak?"
"IPA3,
kenapa si,, hemm pasti ada yang kamu cari ya,Put? Siapa?."
"Waaah..
kali ini abang kelas ya,put?." Sambung Dinda.
"Aah..
tidak ada, apaan si kamu,Din. Aku hanya ingin tahu saja kok. Sudah yuk kita ke
kekelas sebentar lagi masuk ni." Kata Putri sambil tersenyum menarik Dinda
keluar kantin.
"Daaah
Kak,"
"Assalamu'alaikum."
Kata Kak Ria tersenyum.
"Wa'alaikumsalam."
Kami menjawab.
***
Saat
berjalan menuju kelas, tiba-tiba hp Putri bergetar. Ada sms.
"Assalamu'alaikum,
semangat pagi,ukh." Sms dari Kak Ilyas.
"Hah?"
Putri bingung, tapi Dia balas juga sms dari Kak Ilyas itu.
"Wa'alaikumsalam, kak." Balas Putri. Tak lama kembali hp Putri
bergetar.
"Dari
kantin ya,ukh." Sms dari kak Ilyas.
"Iya."
Jawab Putri singkat.
"Siapa
si,Put??" Tanya Dinda penasara.
"Aah..bukan
siapa-siapa." Jawab Putri.
***
Saat
dzuhur, hp putri bergetar ternyata Kak Ilyas lagi. "Sholat."
"Hah??
Singkatnye, aku juga tahu." Pikir Putri saat membaca pesan singkat itu.
"Din, sholat yuk!." Putri mengajak Dinda sholat.
"Yok
laa."
***
Di
mushola selesai sholat. Putri melihat Kak Ria sedang duduk sendirian membaca
buku. "Aah sebaiknyaku tanya
sekarang." Gumamnya dalam hati. "Assalamu'alaikum, kak." Salamku
pada Kak Ria. Sambil tersenyum Kak Ria menjawab "wa'alaikumsalam.. eeh
Putri, sendiri aja."
"Ngak
kak, sama dinda. Dindanya lagi sholat."
"Ooh..
antri wudhu ya hingga telat sholatnya?."
"Hehehe...iya
kak, oh ya kak. Kakak punye teman di IPA2 ngak?"
"Hehe,,
kakak kan di IPA2, sayang."
"Ooh..ku
pikir kakak di IPA3, satu kelas dengan kak Susi."
"Tidak,
kak susi itu teman kakak sejak SMP. Oh ya emangnya ada apa dengan
IPA2,put?"
"Hemmm..
kak, kak ilyas itu yang mana si?"
"Emangnya
kenapa dengan ilyas?."
"Dia
ada sms kite ni."
"Hemmm,,
coba lihat ikhwan yang sedang duduk bersandar di sana."
Sambil
melihat Putri bertanya. "Kak, ramai sekali ikhwan di sana, yang
mana?"
"Itu
yang pegang Buku warna biru yang kulitnya putih punya lesung pipit di pipi
kirinya"
"Ooh
yang itu."
"Hati-hati
ya dek, jangan berkhalwat. Udah bel ni,kakak ke kelas duluan ye.
Assalamu'alikum." Setelah bersalaman ala liqo' kak Ria beranjak menuju
kelas.
Putri,
sambil curi-curi pandang dengan kak ilyas pura-pura membaca buku. Hpnya gembali
bergetar. "Baca buku apa, ukh?" Sms dari Kak Ilyas.
"Bidadari-bidadari
surga, kak." Jawab Putri sambil menahan senyum.
"Ayo,,
sms dari siapa si kok sampai senyum-senyum gitu." Dinda mengejutkan.
"Ah,
anak tetangga sebelah bah, yuk ke kelas
udah bel. Pelajaran Bu Rini ni."
"Oh
iya, ibu ontime yee.. yok cepat."
VMJ
Mulai Masuk
Malam
hari. "Dek, entar malam tahajud, yok." Kak Ilyas sms.
"Hemmm...
tumben ni ada yang ngajak tahajud. Niatnya kan baik, huh.. berprasangka baik
aja lah." Pikir Putri. "Yok lah." Balas Putri.
"Bdw,
lg ape ni?"
"Lagi
baca buku jag ni."
"Buku
ape?"
"Buku
kimia, susah pelajarannye."
"Ooh..
mau ana ajarkan."
"Aah..
tidak ush nnti merepotkan."
"Tidak
kok, bagaimana amal yauminya."
"Ya,
begitulah."
"Begitulah
bagimana."
"Lagi
future ni minggu ini."
"Kok
bisa?"
"Lagi
sibuk, banyak tugas jadi kadang lupa."
"Ooh..
entar ana bantu ingatka ya."
"Thanks"
"Afwan
:)"
":)"
"Udah
malam ni, bobo ya,, ngak baik lho akhwat tidurnya larut malam."
"Iya,kak."
"Wassalamu'alaikum..
afwan kalau ada salah. Mimpi indah ya :) jangan lupa baca do'a + wudhu."
"Iya.:)"
***
Jam
2 subuh, ada nada panggilan. Putripun terbangun. Sambil mengosok mata dia
menjawab telpon. "Assalamu'alaikum. Ada apa?"
"Wa'alaikumsalam.
Tahajud yok dek."
"Ooh
kak ilyas, iya kak ni juga udh bangun."
"Udah
cuci muka??."
"Belom.
Makasih ya kak udah bangunkan kite."
"Iya,
afwan.. udah dulu ya.. assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Meletakan hp lalu keluar kamar menuju kamar mandi sambil mengosok gigi Putri
terbayang wajah manis kak ilyas. "Huuuuh.. manisnya, soleh, baik lagi..
kelas 3 IPA2 sepertinya lumayan pintar." Pikirnya.
***
Beberapa
hari kemudian hal-hal serupa sering terjadi. Kak Ilyas selalu mengingatkannya
tentang tilawah, sholat, al ma'surat dll. Amal Yauminya meningkat lagi. Minggu
pertama, smsannya soal amal yaumi. Minggu kedua, smsannya tentang pelajaran.
Katanya si niatnya ngajarin Putri pelajaran kimia dan silaturahmi tapi,
datangnya saat di rumah Putri ngak ada orang. Minggu ketiga, smsanya mulai deh
ada gurauan gombal-gombalan. Minghu keempat, suatu malam seperti biasa Kak
Ilyas sms. "Assalamu'alaikum,, lg apa?.". Tanpa ragu Putri
membalas."wa'alaikumsalam. Lagi belajar kimia susah,kak. Boleh minta
tolong ngak,kak."
"Untuk
Putri tersayang apa si yang ngak kakak lakuin. Just kidding.". Ya, awalnya
bercanda lama-lama, Putri mulai gelisah jika Kak Ilyas ngak ada sms. Putri
pura-pura send all lah agar Kak Ilyas sms. Malah akhir-akhir ini jadi sering
jalan bareng. Alasannya pergi kajian ini itu.
No..no..
stop!!
Tiba-tiba
Kak Ria sms. :
("Dan
janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah sesuatu perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Qs. Al Israa' [17]:32)
Nah,
sahabat mendekati zina saja tidak boleh apa lagi melakukan zina. Perlu kita
ketahui hati juga bisa berzina. Kapan?? Saat hati ini memikirkan si dia yang
belum halal untuk kita. Begitu pun tangan, mata dan seluruh anggota badan ini
bisa berzina. Saat dia menyentuh yang haram untuk dia sentuh. Saat dia melihat
yang haram untuk dia lihat. Lalu bagaimana mendekati zina itu, ya
berkhalwat,berpacaran. bukan untuk keadaan yang darurat. Eets.. smsan termasuk
berkhalwat lho. Sahabat, api neraka itu sangat panas. Ayooo.. lindungi diri ini
dari api neraka. Mari peduli pada diri sendiri.")
Sms
dari Kak Ria ini mungkin hanya s.a tapi, sms ini benar-benar membuat Putri
terkejut. Dia sadar perbuatannya salah. Lalu semenjak itu dia berusaha untuk
tidak membalas sms dari Kak Ilyas. Melihat sikap Putri yang berubah Ilyas heran
lalu bertanya melalui pesan singkat. "Assalamu'alaikum. Kenapa Put sikap
Putri berubah. Kakak ade buat salah ke same Putri? :("
Ingin
sekali ia membalas, Putri sedih membaca sms itu. Tapi, Putri mencoba bertaha
sulit ya. Segera dia ambil tacpi lalu menuliskan perasaannya.
No..no..
stop!
Sejak
awal Kak Ria udah ingatkan jangan berkhalwat. Tapi, gue nya bandel sii jadinya
VMJ masuk dan menyebarkan penyakit hati yang kini kurasakan. Ya, harusnya sejak
awal sudah kukatakan no..no.. sekarang tak ada guna penyesalan ini, kecuali
jika aku berubah sekarang waktunya aku mengatakan stop.
Ya,
kali ini Putri menulis sangat singkat. Di lihat hpnya banyak sms dari Kak
Ilyas. "Hemmmm..bagaimana ini, jujur saja Putri sedih melihat Kak Ilyas seperti ini. Putri ingin menghibur tapi
putri tidak mau terjebak oleh VMJ lagi." Putri bingung. Akhirnya dia buka
lagi inbox nya ternyata sms dari Kak Ria masih ada. Tanpa buang-buang waktu
langsung dia forwad sms itu ke Kak Ilyas.
Tak
lama ada balasan dari Kak Ilyas. "Astaqfirullahaladzim. Syukhron".
Membaca sms itu Putri tenang, dia tahu kini Kak Ilyas pasti mengerti mengapa
dia berubah. Setelah itu segera Putri berwudhu untuk sholat taubat. Selesai
sholat dia melanjutkan tulisannya yang tadi dengan judul baru.
Hanya
manusia
Ya,
ikhwan pun juga seorang manusia. Ya, ikhwan pun bisa berbuat dosa dan khilaf.
Begitu pun akhwat. Mereka bukanlah malaikat yang bebas dari dosa. Merekapun
bisa jatuh, bisa sakit bisa lupa. Karena itu, kita di tugaskan untuk saling
mengingatkan. Karena itu, kita di ciptakan bersaudra. Naluri tak bisa hidup
sendiri. Kita butuh teman, sahabat untuk mengingatkan kita ketika kita khilaf,
untuk membantu kita bangun ketika terjatuh, untuk membangunkan kita ketika kita
terbuai mimpi buruk. Syukhron Kak Ria .. ngantuk tidur aah..bye tacpi. :*
***
Waah..
lobang yang sama..
"Hemmm..Alhamdulillah,
masalah degan Kak Ilyas udah beres." Pikir Putri sambil lari pagi bersama
kakak dan adik perempuannya.
"Eeh
..Put, apa kamu punya pacar?" Tanya Kak Fitri
"Eem..Kenapa
Kak?"
"Ngak,
kakak cuma pengen tahu aja. Adik kakak yang satu ini sudah remaja
rupanya." Kata Kak Fitri sambil tersenyum seperti orang dewasa aja.
"Hehehe...
Kakak, berkata seperti itu seperti umur kakak 20 tahun lebih tua dariku.
Padahal kakak kan cuma 2 tahun lebih tua. Oh ya, kakak udah semester 4 kan?
Udah ada niat tuk pakai hijab kak?"
"Hijab
itu apa,kak?" Tanya Tari adik bungsu Putri yang baru berumur 6 tahun.
"Ini
loh,Tar." Kata Kak Fitri sambil menunjuk Jilbabku.
"Ooh.."
"Hemmmm..
entahlah Put. Entar-entar aja lah."
"Hehehe..
iya, Putri do'a kan itu segera terjadi ya kak."
"Aamiin.."
"Lalu,
siapa pacarmu?"
"Hah?
Kakak, Putri tidak punya pacar."
"Kenapa?
Kamukan sudah remaja. Hidup cuma sekali masa remaja ngak bisa balik lagi
loh,Put."
"Hehehe...
iya kakak benar, justru karena itu Putri ngak mau buang-buang waktu dengan yang
namanya Pacaran,kak. Lagian pacaran itukan mainan orang dewasa yang sudah
menikah."
"Hah?
Hehehe.. waah makin bijak saja kamu,dek."
"Hehehe
biasa aja kak."
"Ya,
kamu benar, dek. Ooh ya, kakak mau tanya?."
"Tanya
apa?"
"Eeh..ngak
jadi deh."
"Kakak
pacaran kan?"
"Eeem..
iya,"
"Udah
berapa kali kak?"
"Ini
yang pertama."
"Oooh...
masih dengan bg Yudi, kak?"
Hanya
tersenyum.
"Waaah..
lama juga ya .. sudah 2 tahun kan,kak?"
"Eem."
Berlari,
terdiam cukup lama.
"Kak,?"
"Iya."
"Ada
masalah?"
"Ee..
hemmm tidak."
"Ouh..
kalau kakak mau curhat Putri siap kok dengerin."
"Ok."
Akhirnya
sampai juga di rumah. "Kakak siapkan sarapan dulu."
"Iya,
kak,, Putri yang siram tanaman hari ini. Tari mandi duluan ya."
"Ok
kak."
***
Malam
hari, saat Putri sedang asyik menulis di kamarnya. Tiba-tiba Kak Fitri masuk.
"Hy,,
lagi ngapain?"
"Hemmm..
lagi nulis,kak."
Kak
Fitri tidak menjawab, tanpa menoleh ke Kak Fitri, Putri melanjutkan tulisannya.
Cukup lama mereka terdiam, saat suasana semakin diam. Tiba-tiba Kak Fitri
menangis, Putri yang kaget segera menoleh ke Kak Fitri. Dengan bingung Putri
bertanya. "Ada apa, Kak?. Kenapa Kakak menangis?."
Kak
Fitri tidak menjawab malah semakin menangis. Putri bertambah bingung.
"Kak, Putri bukan peramal lho. Putri ngak tau kalau kakak ngak cerita.
Ayoo lah kak, jangan buat Putri bingung."
"Kakak.."
"Kakak
kenapa?" Kebingungan Putri bertambah.
"Kakak
putus." Sambil menangis
"Hah?
Maksudnya, Putri tidak mengerti kak?"
"Kakak
putus dengan bg Yudi." Tangis yang mulai reda.
"O"
jawab Putri dengan wajah yang datar. Seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
Bingungnya yang amat besar tadi seakan-akan tak pernah terjadi. Setelah
mendengar jawaban dari kakaknya, Putri kembali ke meja belajarnya dan
melanjutkan tulisannya.
"Lho..Put,
kamu kok ngak peduli gitu si?" Dengan wajah yang cemberut tanpa tangisan.
"Hemmm..
Putri kesal sama kakak."
"Kenapa?"
"Karena,
kakak itu orangnya sibuk banget. Jarang banget masuk kamar Putri. Malam ini
saat mama, papa, dan adek-adek pergi kakak masuk lalu nangis. Itu buat putri
bingung kak bahkan putri sangat bingun. Eeh..ngak taunya cuma putus. Huh."
Jelas Putri tanpa menoleh ke kakaknya.
"Kamu
ngak ngerti perasaan kakak. Percuma, ya udah kakak keluar aja." Sambil
berjalan keluar kamar.
Mendengar
jawaban kakaknya. "Hah? Tumben biasanya kakak tidak pernah mau mengalah
seperti itu. Mungkin kakak benar-benar sedih. Huh..sebaiknya aku minta maaf dan
dengarkan curhatannya." Pikir Putri.
Putri
pergi ke dapur di ambilnya susu coklat dan roti isi coklat. "Coklat dapat
mengurangi kesetresan." Guman Putri. Dengan membawa susu dan roti Putri
mengetuk pintu kamar Kakaknya. Tok..tok..tok..
"Kak,
Putri masuk ya?."
Tak
ada jawaban. Putri mendorong pintu pelan-pelan. Tak dikunci. Putri pun masuk,
sambil meletakan susu dan roti di meja Putri berkata. "Maafin Putri ya
kak."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar