Cari di sarinulis.blogspot.com

Minggu, 15 Februari 2015

Little Secret 01

Sebuah rahasia kecil yang selalu tersimpan di hati Meisy. Tak pernah ia mengungkapkannya pada siapapun. Ia menyimpannya dengan sangat rapi. Ia belum mau seorangpun tau tentang rahasia kecilnya ini. Entah apa penyebabnya Meisy menulis sebuah e-mail kepada sahabatnya yang jauh dan isi dari e-mail tersebut adalah tentang rahasia kecilnya.
beberapa waktu setelah ia mengirim surat elektronik tersebut, sahabatnya Dessy datang berkunjung ke rumahnya.
Dessy menekan bel beberapa kali.

"Assalamu'alaikum..." Dessy mengucapkan salam.
"Wa'alaikumsalam..." Terdengar jawaban dari dalam rumah bersamaan dengan terbukanya pintu.
Neta membuka pintu rumah dan melihat seorang gadis cantik dan manis diluar rumah. Neta tidak menggenal gadis ini. "Mencari siapa?" Tanya Neta sopan.
Dessy ingat Meisy pernah mengirimkan beberapa foto. Dan orang yang ada di hadapannya itu mirip dengan salah satu foto yang dikirim Meisy. Dengan tersenyum Dessy balik bertanya "Kamu Neta kan?"
Neta tampak bingung. Ia yakin sekali tidak kenal dengan gadis yang ada di hadapannya ini. Dengan wajah bingung Neta menjawab "Ya." Lalu Neta bertanya "Kamu siapa ya?"
"Oh.. maaf saya lupa memperkenalkan diri. Nama saya Dessy."
"Dessy? Apa kita pernah berkenalan atau bertemu sebelum ini?" Tanya Neta masih dengan kebingungannya. Belum sempat Dessy menjawab. "Silahkan masuk dulu." Sambung Neta, mempersilakan Dessy masuk ke rumahnya.
"Terima kasih."
"Silahkan duduk." Kata Neta dengan sopan.
Setelah Dessy duduk. "Tunggu sebentar ya." Kata Neta kemudian ia buru-buru masuk ke dalam rumah. Dessy hanya tersenyum.
Dessy sendirian di ruang tamu. Ia melihat-lihat foto yang ada di ruang tamu. Semua foto yang terpajang di ruang tamu itu, dia kenal semuanya. Semua foto itu pernah dikirim Meisy padanya.
Tak lama Neta datang membawa 2 gelas minuman dan sepiring biskuit. Neta meletakkan minuman dan makanan tersebut di atas meja. Lalu mempersilakan Dessy menikmati hidangan itu.
"Silahkan." Kata Neta sambil tersenyum.
"Terima Kasih." Kata Dessy sambil tersenyum.
"Oh ya.. kamu belum menjawab pertanyaan saya yang tadi. Apa kita pernah berkenalan sebelumnya?"
"Tidak." Jawab Dessy.
"Tidak? Lalu bagaimana kamu tau nama saya?" Neta bertambah bingung. Neta tidak pernah berkenalan dengan tamunya yang bernama Dessy ini lalu kenapa Dessy mengetahui namanya.
"Neta, kita memang tidak pernah bertemu atau berkenalan sebelum ini. Justru karena itu lah saya datang kemari. Saya ingin lebih mengenalmu."
"Mengapa demikian?"
Dessy hanya tersenyum. Sebenarnya ia juga tidak tega melihat Neta kebingungan seperti itu. Tapi, sepertinya Dessy juga tak punya pilihan lain.
"Itu foto Andi kan?" Kata Dessy mengalihkan pembicaraan sambil menunjuk salah satu foto di dinding.
"Hah..." Kata Neta sambil menoleh ke arah yang ditunjuk Dessy.
"Iya." Sambung Neta.
"Kamu juga tau nama Andi. Apa kamu temannya?" Tanya Neta.
"Tidak." Kata Dessy sambil mengelengkan kepala.
Banyak yang aneh dari tamunya ini. Dan semakin lama, tamunya ini semakin aneh. Banyak pertanyaan yang timbul di kepala Neta. Tapi, percuma saja ia bertanya pada tamunya ini. Sepertinya tamunya ini tak akan menjawab rasa penasaraannya.
Cukup lama Neta terdiam dalam lamunannya.
"Bingung ya?" Tanya Dessy kepada Neta.
Neta hanya mengangukkan kepalanya.
"Kamu sedang sendirian dirumah kan? Ini hari rabu, berarti Andi jam segini sedang latihan piano. Papa kamu masih kerja. Pulangnya jam 6 sore nanti bersama Andi. Kamu juga sebenarnya baru pulang sekolah kan? Berarti kamu belum makan siang? Ada beberapa bahan makan di kulkaskan? Kita masak aja yuk !" Ajak Dessy pada Neta.
Anehnya, Neta tidak menolak ajakan Dessy. Mungkin karena perutnya memang sedang lapar dan sepertinya tamunya ini tidak terlihat jahat.
"Dapurnya di sebelah sini." Kata Neta memandu Dessy ke arah dapur.
Dessy tersenyum, berdiri, lalu mengikuti Neta dari belakang. Sampai di dapur, Dessy membuka kulkas dan melihat-lihat isinya. "Hmmm... Kita masak cap cay aja ya. Bagaimana?" Tanya Dessy sambil menoleh ke arah Neta.
"Boleh. Saya suka cap cay." Komentar Neta.
"Ya.." Kata Dessy sambil menggambil bahan-bahan cap cay dari dalam kulkas.

##################################

Setelah selesai masak dan menemani Neta makan siang. Dessy berpamitan pulang.
"Yaudah. Saya pamit pulang dulu. Sudah hampir sore. Sebentar lagi orang tua kamu akan pulang. Jadi, kamu tidak akan sendiri di rumah"
"Baiklah. Tapi, nanti Kak Dessy akan datang lagi kan?" Tanya Neta dengan semangat.
"Kak?" Tanya Dessy sambil menatap mata Neta.
"Oh maaf."
"Tak apa. Neta boleh panggil saya kakak, kalau Neta mau." Jelas Dessy.
"Terima Kasih"
"Ya. Kakak pulang dulu. Assalamu'alaikum." Kata Dessy sambil bersalaman dengan Neta. Kemudian, Dessy pergi.

'Siapa Orang itu. Sepertinya ia mirip seseorang. Tapi, siapa ya?' Pikir Neta. Neta masih sangat penasaran dengan tamunya tadi. Tapi, Ia bersyukur karena tamu itu datang ia tidak merasa kesepian lagi berada di rumah. Setelah menutup pintu dan mengunci pintu. Neta pergi ke kamarnya. Kemudian, menggambil sebuah buku dan pen. Ia menuliskan semua yang terjadi pada hari itu di buku hariannya. 

Kak Meisy hari ini ada tamu datang kerumah. saat aku sendirian di rumah,kak. Dia seorang gadis yang baik, cantik, ramah dan misterius. Tapi, masakannya enak. Dia mirip seseorang. Mungkin aku telah menggenalnya. Tapi, bagaimana mungkin aku bisa melupakan seseorang yang masakannya seenak itu. Kak Meisy, sekarang aku udah ngak kesepian lagi kak. Maaf ya Kak Meisy, kakak ngak marah kan kalau aku memanggil Dessy itu kakak. Tenang aja,kak. Posisi kak Meisy tidak akan pernah bisa digantikan oleh siapapun. Neta sayang banget sama kak Meisy. 

'Hey ... Meisy.. Dessy.. Nama mereka mirip. Oh ya.. Kak Dessy itu mirip banget sama Kak Meisy. Sifatnya mirip. mmm... rasa masakannya juga mirip. Apa jangan-jangan...' Gumam Neta. 
"Tidak-tidak. Mana mungkin seperti itu." Neta mulai berbicara sendiri di kamarnya. "Tapi, bisa jadi seperti itu. Aku harus memastikannya." Neta menggambil handphonenya. "Aaah... bagaimana aku bisa lupa untuk meminta no handphonenya. Sekarang bagaimana caranya aku menghubungi kak Dessy." Neta berteriak di kamarnya.

##################################
 Keesokan harinya setelah bel pulang berbunyi, Neta bersiap-siap membereskan semua peralatannya dan buru-buru pulang kerumah.
"Neta..." Teriak Maya dari jauh.
Neta menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang. Dilihatnya Maya sedang berlari ke arahnya. Neta hanya diam melihat Maya yang sudah sampai di depannya dengan terengah-engah.
"Buru-buru amat si. Mau kemana?" Tanya Maya sambil mengatur nafasnya.
"Pulang." Kata Neta, berbalik lalu melanjutkan perjalanannya.
"heh.." Kata Maya kebingungan. "Kok tumben buru-buru pulangnya?" Sambung Maya sambil mengikuti Neta dari belakang.
"Ada urusan."
"Urusan apa?"
"Rahasia."
"Rahasia?"
"Iya. Kamu mau ikut aku pulang sekarang atau mau ngumpul dulu sama yang lainnya?"
"aaaa... Gi mana ya??"
"Yaudah aku pulang duluan,ya."
"Yaudah deh, hati-hati ya."
"Iya. Daaa" Sambil tersenyum ke arah Maya, Neta melangkah keluar dari gerbang sekolah menuju rumah. Sekolah Neta memang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Dengan berjalan kaki 10-15 menit Neta telah sampai di rumahnya.
Sampai di rumah, Neta duduk di ruang tamu. Ia berharap Kak Dessy datang lagi hari ini. Sambil menunggu Neta telah mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan ia tanyakan kepada Kak Dessy.
Tengah asyik-asyik menulis tiba-tiba bel berbunyi. Dengan semangat Neta membuka pintu.
"Ka.." Kata yang keluar dari mulutnya terhenti ketika ia membuka pintu dan yang dilihatnya bukan Kak Dessy...

-bersambung ke Little Secret 02-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar