Cari di sarinulis.blogspot.com

Minggu, 22 Februari 2015

Little Secret 03

sambungan dari Little Secret 02 ...

"Aaah.. kamu,net." Kata Tiara sambil menyinggung bahu Neta dengan bahunya.
Semuanya tertawa. "Menurut kalian hantu itu ada ngak??"
"Hantu???" Semuanya kaget.
"Kamu ini ada-ada aja,net." Kata Maya.
"Kamu jangan buat aku takut deh, ngomongin hantu." Sambung Sella.

“Ngak ada hantu siang-siang gini Sella. Jadi, kamu tenang aja ya.” Kata Tiara.
“Jadi, menurut kalian hantu itu ngak ada ?” Neta kembali bertanya pada teman-temannya.
Maya dan Tiara menggelengkan kepala. “Menurut kamu Sella ?” Tanya Neta pada Sella.
“Menurut aku, di dunia ini ngak hanya ada makhluk hidup seperti manusia, tumbuhan dan hewan aja. Tapi, ada beberapa makhluk hidup yang tidak bisa kita lihat.”
Bel tanda masuk berbunyi.
“Oh begitu. Ayooo... kita kekelas udah bunyi bel, pelajaran matematika ni kalau telat kita bisa di hokum.” Kata Neta.
“Yang paling terakhir sampai ke kelas pulang sekolah traktir es krim.” Maya berlari menuju kelas.
“Curang, kamu mulai duluan.”Tiara mengikuti Maya.
Sella dan Neta hanya tersenyum melihat tingkah kedua temannya.
################################
Sekarang, seperti hari sebelumnya Neta menunggu kedatangan Kak Dessy. Di dalam pikiran Neta bertanya-tanya ‘Kenapa Kak Dessy hanya datang ke rumah ketika ia sedang sendiri di rumah? Dan mengapa Kak Dessy sepertinya mengetahui segala sesuatu yang ada di rumah ini? Siapa sebenarnya Kak Dessy ini ?’
Terdengar suara bel, Neta bergegas membuka pintu. Saat menuruni tangga ia membayangkan yang datang adalah Kak Dessy. Setelah ia membuka pintu ternyata yang datang adalah teman-temannya.
“Ada apa?” Tanya Neta.
“Ada tamu itu dipersilakan masuk dulu.” Kata Maya sambil berjalan masuk ke ruang tamu.
Neta membuka pintu lebih lebar dan yang lainnya mengikuti Maya masuk ke ruang tamu.
“Ada apa?” Tanya Neta lagi.
“Aku tidak mengerti dengan materi matematika tadi yang dijelaskan sama Pak Achmad.” Kata Maya. “Kamu bisa bantu aku mempelajarinya. Kamu kan lebih pintar di pelajaran ini daripada aku.” Sambung Maya.
“Ooh.. baiklah, bagian mana yang tidak kamu mengerti?”
“Yang ini.” Kata Maya sambil menunjukkan materi yang tidak ia mengerti.
“Lalu kalian berdua, ada apa ?”
“Kalau Tiara tidak mengerti pelajaran bahasa inggris dan aku tidak mengerti pelajaran biologi. Kamu kan pintar Neta, tolong bantu kami ya.” Sella menjelaskan.
“Baiklah. Kita belajar bersama saja ya. Aku juga tidak terlalu pintar. Aku hanya lebih dulu tau dari kalian.” Neta tersenyum.
Setelah hari itu mereka sering belajar bersama di rumah Neta. Dan semenjak itu Kak Dessy tidak pernah datang lagi. Ada hal yang mengembirakan bagi Neta, teman-temannya sekarang tidak hanya sering ngumpul saja. Tapi, juga sering belajar. Nilai-nilai mereka juga membaik. Mereka sekarang juga tidak sering membolos lagi.
Namun, ada juga hal yang membuatnya sedih. Kak Dessy tidak pernah datang lagi. Apa benar Kak Dessy hanya ada di dalam khayalannya saja.
Liburan semester sudah tiba. Semua teman-temannya berlibur keluar kota dengan keluarga masing-masing. Tiba-tiba Neta teringat dengan janji Kak Meisy setahun yang lalu saat ia baru masuk SMA. Jika Neta berhasil mendapatkan juara 1 di tiap semester, Kak Meisy akan menunjukkannya sesuatu yang menakjubkan. “Kak Meisy selalu menepati janjinya. Tapi, kenapa kali ini tidak kakak tepati?” Neta berbicara sendiri.
Ia sangat merindukan Kak Meisy. Ia masuk ke kamar Kak Meisy. Melihat-lihat, seakan-akan ia melihat semua kenangan bersama Kak Meisy. Ia selalu bercanda bersama Kak Meisy. Tiba-tiba ia tertarik dengan buku Kak Meisy yang berwarna biru tersusun rapi bersama buku lainnya di rak buku di samping meja belajar.
Buku itu bertuliskan “My Story and My Love”. ‘Kak Meisy memang suka menulis, mungkin ini salah satu tulisannya’ Pikir Neta.
Neta mulai membaca buku tersebut, perlahan-lahan ia merasakan salah satu karakter yang ada di cerita itu sangat mirip dengan dirinya. Terdengar suara mobil Papa. Neta segera keluar dari kamar Kak Meisy. Masuk ke kamarnya sambil membawa buku biru itu.
“Andi, panggil kakakmu. Minta dia untuk mempersiapkan makan malam.” Kata Papa.
“Iya,Pa.”
Andi pergi ke kamar Neta. Mengetuk pintunya. “Kak” Panggil Andi dari luar kamar.
Neta yang sedang duduk di tempat tidurnya, berusaha menenangkan diri. Ia tidak mau Papanya tau ia baru saja keluar dari kamar Kak Meisy. Ia bisa-bisa kena marah Papa dan Mama.
“Iya... masuk aja, ngak di kunci kok.”
Andi membuka pintu, “Papa minta kakak mempersiapkan makan malam.”
“Baiklah.” Neta tersenyum kepada Andi.
Setelah menyimpan buku biru tadi di tempat yang aman menurunya. Neta segera turun, pergi ke dapur mempersiapkan makan malam. Lalu, menghidangkannya ke atas meja. ‘Jika, ada Kak Meisy aku pasti tak harus melakukan semua ini sendiri.’ Pikir Neta.
################################
“Pa, Andi hari minggu akan mengadakan konser pertamanya.” Kata Mama memulai perbicangan.
“Waah.. hebat kamu Andi. Itu baru anak Papa.”
Andi hanya tersenyum.
Neta tak terlalu menghiraukan pembincangan yang ada. ‘Seperti biasa jika menyangkut Andi, Papa dan Mama sangat senang. Tidak akan sama jika itu berhubungan denganku atau Kak Meisy. Aku selalu juara kelas beberapa kali memenangkan kontes pidato berbahasa inggris dan debat dalam bahasa inggris, Kak Meisy pintar bermain biola, lulus SMP dan SMA dengan nilai terbaik seindonesia, menang beberapa kali dalam lomba menulis cerpen, puisi, lukis seindonesia dan menang lomba karya tulis ilmiah. Namun, Papa dan Mama juga tidak peduli.’ Pikir Neta.
Setelah selesai makan, Neta segera membersihkan meja makan. Lalu, pergi ke kamarnya. Yah, seperti itulah. Dulu ia tidak pernah merasa sendiri saat Kak Meisy masih ada di rumah. Semenjak Kak Meisy pergi, ia baru merasakan kesepian itu sangat menyakitkan dan tidak menyenangkan.
Setelah kembali ke kamar, ia mengunci pintunya. Lalu melanjutkan membaca buku biru tadi. Ia tiba-tiba meneteskan air mata membaca buku itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar